Oleh: Franz Nganoe- Pusat Studi Industrial Sekuriti
Jurnal SGI | Jakarta – Pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 mengindikasikan tingkat stabilitas keamanan industrial yang relatif kondusif, dengan beberapa catatan penting. Meskipun terjadi persaingan politik yang intens, seperti dalam Pilkada DKI Jakarta dengan kontestasi antara pasangan Pramono Anung-Rano Karno dan Ridwan Kamil-Suswono, proses demokrasi berlangsung tanpa eskalasi konflik signifikan.
Beberapa indikator stabilitas keamanan yang dapat diamati:
- Tingkat Kedewasaan Demokrasi – Mayoritas daerah mampu menyelenggarakan pilkada dengan damai – Hanya Kabupaten Puncak Jaya, Papua yang tercatat mengalami gangguan – Masyarakat menunjukkan kapasitas menerima perbedaan pilihan politik.
- Dinamika Elektoral – PDIP mengalami keberagaman hasil di berbagai daerah – Menang di DKI Jakarta, Bengkulu, Jambi, dan Bali – Kalah di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Utara
- Potensi Konflik – Tidak terjadi eskalasi kekerasan sistematis – Pergantian kekuasaan berlangsung melalui mekanisme konstitusional – Lemahnya soliditas partai politik tertentu, seperti PKS, tidak memicu instabilitas
- Faktor Keamanan Sosial – Kesadaran masyarakat dalam mengatasi perbedaan pilihan politik tinggi – Komitmen pada proses demokrasi sebagai mekanisme pergantian kepemimpinan – Kemampuan menerima hasil pemungutan suara tanpa resistensi masif.
Rekomendasi kajian intelijen menekankan perlunya penguatan transparansi, etika politik, kepatuhan hukum, dan penghormatan terhadap hak warga negara untuk menjaga stabilitas keamanan industrial jangka panjang.[Mus]