Jurnal SGI | Religi – Seorang pria memasuki kamar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun 881 H dan melihat makam beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu. Kemudia dia menggambarkan pengalamannya tersebut dalam bukunya.
Inilah informasi langka yang didokumentasikan dengan foto jarak dekat.
Kamar Nabi shalallahu alaihi wa sallam memiliki dua dinding luar dan dalam, yang pada tahun 881 H, para jamaah shalat di Masjid Nabawi merasakan suara benturan di dinding luar timur yang mengelilingi kamar Nabi shalallahu alaihi wa sallam.
Suara itu adalah dampak dari dinding bagian dalam kamar Nabi yang sebagiannya runtuh ke dinding luar, sebagian dinding bagian dalam bersandar ke dinding bagian luar. Para jamaah juga melihat terdapat retakan di dinding.
Maka gubernur, ulama, dan orang-orang yang berkepentingan berkumpul untuk memusyawarahkan tentang masalah ini. Mereka sangat berhati-hati dalam membicangkan masalah tersebut, sehingga akhirnya dicapai solusi dengan menghancurkan tembok yang retak.
Dan inilah pertama kali orang masuk ke kamar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melihat retakan pada temboknya, setelah lebih dari 790 tahun.
Di antara panitia renovasi makam Nabi yang masuk ke dalamnya adalah al-‘alamah Nur al-Din Abu al-Hasan al-Samhudi rahimahullah.
Al-Samhudi rahimahullah berkata: “Kamar Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak memiliki pintu dan tidak ada bekas terdapat pintu, jadi tanpa pintu.”
Dia membawa tanah ruangan dan menggambarkannya dari debu kerikil merah dan kuburan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak memiliki bekas yang menonjol, karena sudah cukup lama.
Beliau juga menyebutkan bahwa dasar tanah kamar tersebut lebih rendah satu setengah lengan dari lantai masjid.
Panitia bersama para pekerja kemudian membangun tembok dan memperbaiki yang retak-retak, serta merenovasi tembok dan membangunnya menjadi bangunan yang rapat dan kuat tanpa pintu, mereka menempatkan kubah dari batu hitam di atas ruangan dan kayu di atasnya.
Pengerjaan tersebut dimulai pada tanggal 27 Sya’ban tahun 881 H, dan rampung pada tanggal 7 Syawal tahun 881 H.
Sejak saat itu hingga saat ini, tidak ada seorang pun yang memasuki kamar Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Di sekeliling ruangan terdapat kabin yang memisahkan antara jendela luar yang terkenal dengan kamar Nabi, ukurannya sekitar tujuh meter.[Di Kutip dari Saudinesia]